Headlines News :
Home » » الباب الأول علم الكلام ومشروعيه الدراسة فيه

الباب الأول علم الكلام ومشروعيه الدراسة فيه

Written By Qodly iyadh on Saturday, August 11, 2012 | 9:48 PM


ILMU KALAM DAN TASAWUF

Ilmu Kalam

Ilmu kalam adalah salah satu dari empat disiplin keilmuan yang telah tumbuh dan menjadi bagian dari tradisi kajian tentang agama Islam. Tiga lainnya ialah disiplin-disiplin keilmuan Fiqh, Tasawuf, dan Falsafah. Jika Ilmu Fiqh membidangi segi-segi formal peribadatan dan hukum, sehingga tekanan orientasinya sangat eksoteristik, mengenai hal-hal lahiriah, dan Ilmu Tasawuf membidangi segi-segi penghayatan dan pengamalan keagamaan yang lebih bersifat pribadi, sehingga tekanan orientasinya pun sangat esoteristik, mengenai hal-hal batiniah, kemudian Ilmu Falsafah membidangi hal-hal yang bersifat perenungan spekulatif tentang hidup ini dan lingkupnya seluas-luasnya, maka Ilmu Kalam mengarahkan pembahasannya kepada segi-segi mengenai Tuhan dan berbagai derivasinya. Karena itu ia sering diterjemahkan sebagai Teologia, sekalipun sebenarnya tidak seluruhnya sama dengan pengertian Teologia dalam agama Kristen, misalnya. (Dalam pengertian Teologia dalam agama kristen, Ilmu Fiqh akan termasuk Teologia). Karena itu sebagian kalangan ahli yang menghendaki pengertian yang lebih persis akan menerjemahkan Ilmu Kalam sebagai Teologia dialektis atau Teologia Rasional, dan mereka melihatnya sebagai suatu disiplin yang sangat khas Islam.
Ilmu Kalam mengarahkan pembahasannya kepada segi-segi mengenai Tuhan dan berbagai derivasinya. Karena itu ia sering diterjemahkan sebagai Teologia
Sebagai unsur dalam studi klasik pemikiran keislaman. Ilmu Kalam menempati posisi yang cukup terhormat dalam tradisi keilmuan kaum Muslim. Ini terbukti dari jenis-jenis penyebutan lain ilmu itu, yaitu sebutan sebagai Ilmu Aqd’id (Ilmu Akidah-akidah, yakni, Simpul-simpul [Kepercayaan]), Ilmu Tawhid (Ilmu tentang Kemaha-Esaan [Tuhan]), dan Ilmu Ushul al-Din (Ushuluddin, yakni, Ilmu Pokok-pokok Agama). Di negeri kita, terutama seperti yang terdapat dalam sistem pengajaran madrasah dan pesantren, kajian tentang Ilmu Kalam merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin ditinggalkan. Ditunjukkan oleh namanya sendiri dalam sebutan-sebutan lain tersebut di atas, Ilmu Kalam menjadi tumpuan pemahaman tentang sendi-sendi paling pokok dalam ajaran agama Islam, yaitu simpul-simpul kepercayaan, masalah Kemaha-Esaan Tuhan, dan pokok-pokok ajaran agama.

Pengertian Ilmu Tasawuf
Menurut Etimologi

Ada beberapa sumber tentang pengertian Tasawuf menurut etimologi,
diantaranya berkata bahwa tasawuf berasal dari kata "Sufi". Pandangan yang umum
adalah kata itu berasal dari Suf (سوف), bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah
sederhana yang dikenakan oleh para asetik Muslim. Namun tidak semua Sufi
mengenakan jubah atau pakaian dari wol. Teori etimologis yang lain menyatakan bahwa
akar kata dari Sufi adalah Safa (سوفى), yang berarti kemurnian. Hal ini menaruh
penekanan pada Sufisme pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain mengatakan bahwa
tasawuf berasal dari kata Yunani theosofie artinya ilmu ketuhanan.
Yang lain menyarankan bahwa etimologi dari Sufi berasal dari "Ashab al-Suffa"
("Sahabat Beranda") atau "Ahl al-Suffa" ("Orang orang beranda"), yang mana adalah
sekelompok muslim pada waktu Nabi Muhammad yang menghabiskan waktu mereka di
beranda Masjid Nabi, mendedikasikan waktunya untuk berzikir dan berdo’a.

Menurut Terminologi

Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa arab: سوفى , ) adalah ilmu untuk
mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlaq, membangun zhahir
dan batin, untuk memporoleh kebahagiaan yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan
gerakan zuhud (menjauhi kesenangan duniawi) dalam Islam, dan dalam
perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam.
Tarekat (berbagai aliran dalam Sufi) sering dihubungkan dengan Syi’ah, Sunni
dan organisasi Islam yang lain, atau kombinasi dari beberapa tradisi. pemikiran sufi
muncul di Timur Tengah pada abad ke-8, sekarang tradisi ini sudah tersebar ke seluruh
belahan dunia.

Latar Belakang Sejarah Ilmu Tasawuf
Banyak pendapat pro dan kontra mengenai asal-usul ajaran tasawuf, apakah ia
berasal dari luar atau dari dalam agama Islam sendiri.
Sebagian pendapat mengatakan bahwa paham tasawuf merupakam paham yang
sudah berkembang sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasulullah[1]. Dan orang-orang
Islam baru di daerah Irak dan Iran (sekitar abad 8 Masehi) yang sebelumnya merupakan
orang-orang yang memeluk agama non Islam atau menganut paham-paham tertentu.
Meski sudah masuk Islam, hidupnya tetap memelihara kesahajaan dan menjauhkan diri
dari kemewahan dan kesenangan keduniaan. Hal ini didorong oleh kesungguhannya
untuk mengamalkan ajarannya, yaitu dalam hidupannya sangat berendah-rendah diri dan
berhina-hina diri terhadap Tuhan. Mereka selalu mengenakan pakaian yang pada waktu
itu termasuk pakaian yang sangat sederhana, yaitu pakaian dari kulit domba yang masih
berbulu, sampai akhirnya dikenal sebagai semacam tanda bagi penganut-penganut paham
tersebut. Itulah sebabnya maka pahamnya kemudian disebut PAHAM SUFI, SUFISME
atau PAHAM TASAWUF, dan orangnya disebut SUFI.
Sebagian pendapat lagi mengatakan bahwa asal-usul ajaran tasawuf berasal dari
zaman Nabi Muhammad. Berasal dari kata "beranda" (suffa), dan pelakunya disebut
dengan ahl al-suffa, seperti telah disebutkan di atas. Mereka dianggap sebagai penanam
benih paham tasawuf yang berasal dari pengetahuan Nabi Muhammad [2].


Pendapat yang mengatakan bahwa sufisme/tasawuf berasal dari dalam agama
Islam:
· Asal-usul ajaran sufi didasari pada sunnah Nabi Muhammad. Keharusan untuk
bersungguh-sungguh terhadap Allah merupakan aturan di antara para muslim
awal, yang bagi mereka adalah sebuah keadaan yang tak bernama, kemudian
menjadi disiplin tersendiri ketika mayoritas masyarakat mulai menyimpang dan
berubah dari keadaan ini. (Nuh Ha Mim Keller, 1995) [3]
· Seorang penulis dari mazhab Maliki, Abd al-Wahhab al-Sha'rani mendefinisikan
Sufisme sebagai berikut: "Jalan para sufi dibangun dari Qur'an dan Sunnah, dan
didasarkan pada cara hidup berdasarkan moral para nabi dan yang tersucikan.
Tidak bisa disalahkan, kecuali apabila melanggar pernyataan eksplisit dari Qur'an,
sunnah, atau ijma." [11. Sha'rani, al-Tabaqat al-Kubra (Kairo, 1374), I, 4.] [4].

Pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari luar agama Islam:

· Sufisme berasal dari bahasa Arab suf, yaitu pakaian yang terbuat dari wol pada
kaum asketen (yaitu orang yang hidupnya menjauhkan diri dari kemewahan dan
kesenangan). Dunia Kristen, neo platonisme, pengaruh Persi dan India ikut
menentukan paham tasawuf sebagai arah asketis-mistis dalam ajaran Islam (Mr.
G.B.J Hiltermann & Prof.Dr.P.Van De Woestijne).
· (Sufisme)yaitu ajaran mistik (mystieke leer) yang dianut sekelompok kepercayaan
di Timur terutama Persi dan India yang mengajarkan bahwa semua yang muncul
di dunia ini sebagai sesuatu yang khayali (als idealish verschijnt), manusia
sebagai pancaran (uitvloeisel) dari Tuhan selalu berusaha untuk kembali bersatu
dengan DIA (J. Kramers Jz).
· Al Quran pada permulaan Islam diajarkan cukup menuntun kehidupan batin umat
Muslimin yang saat itu terbatas jumlahnya. Lambat laun dengan bertambah
luasnya daerah dan pemeluknya, Islam kemudian menampung perasaanperasanaan
dari luar, dari pemeluk-pemeluk yang sebelum masuk Islam sudah
menganut agama-agama yang kuat ajaran kebatinannya dan telah mengikuti
ajaran mistik, keyakinan mencari-cari hubungan perseorangan dengan ketuhanan
dalam berbagai bentuk dan corak yang ditentukan agama masing-masing.
Perasaan mistik yang ada pada kaum Muslim abad 2 Hijriyah (yang sebagian
diantaranya sebelumnya menganut agama Non Islam, semisal orang India yang
sebelumnya beragama Hindu, orang-orang Persi yang sebelumnya beragama
Zoroaster atau orang Siria yang sebelumnya beragama Masehi) tidak ketahuan
masuk dalam kehidupan kaum Muslim karena pada mereka masih terdapat
kehidupan batin yang ingin mencari kedekatan diri pribadi dengan Tuhan.
Keyakinan dan gerak-gerik (akibat paham mistik) ini makin hari makin luas
mendapat sambutan dari kaum Muslim, meski mendapat tantangan dari ahli-ahli
dan guru agamanya. Maka dengan jalan demikian berbagai aliran mistik ini yang
pada permulaannya ada yang berasal dari aliran mistik Masehi, Platonisme, Persi
dan India perlahan-lahan mempengaruhi aliran-aliran di daam Islam
(Prof.Dr.H.Abubakar Aceh).
· Paham tasawuf terbentuk dari dua unsur, yaitu (1) Perasaan kebatinan yang ada
pada sementara orang Islam sejak awal perkembangan Agama Islam,(2) Adat atau
kebiasaan orang Islam baru yang bersumber dari agama-agama non-Islam dan
berbagai paham mistik. Oleh karenanya paham tasawuf itu bukan ajaran Islam
walaupun tidak sedikit mengandung unsur-unsur Ajaran Islam, dengan kata lain
dalam Agama Islam tidak ada paham Tasawuf walaupun tidak sedikit jumah
orang Islam yang menganutnya (MH. Amien Jaiz, 1980)[5].
· Tasawuf dan sufi berasal dari kota Bashrah di negeri Irak. Dan karena suka
mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu domba (Shuuf), maka mereka disebut
dengan "Sufi". Soal hakikat Tasawuf, ia itu bukanlah ajaran Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wassalam dan bukan pula ilmu warisan dari Ali bin Abi Thalib
Radiyallahu ‘anhu. Menurut Asy Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir rahimahullah berkata:
“Tatkala kita telusuri ajaran Sufi periode pertama dan terakhir, dan juga
perkataan-perkataan mereka baik yang keluar dari lisan atau pun yang terdapat di
dalam buku-buku terdahulu dan terkini mereka, maka sangat berbeda dengan
ajaran Al Qur’an dan As Sunnah. Dan kita tidak pernah melihat asal usul ajaran
Sufi ini di dalam sejarah pemimpin umat manusia Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wassalam , dan juga dalam sejarah para shahabatnya yang mulia, serta makhlukmakhluk
pilihan Allah Ta’ala di alam semesta ini. Bahkan sebaliknya, kita
melihat bahwa ajaran Sufi ini diambil dan diwarisi dari kerahiban Nashrani,
Brahma Hindu, ibadah Yahudi dan zuhud Buddha" - At Tashawwuf Al Mansya’
Wal Mashadir, hal. 28.(Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc) [6].

Contoh Paham Ilmu Tasawuf
Paham Kesatuan Wujud

Paham ini berisi keyakinan bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan.
Penganut paham kesatuan wujud ini mengambil dalil Al Quran yang dianggap
mendukung penyatuan antara ruh manusia dengan Ruh Allah dalam penciptaan manusia
pertama, Nabi Adam AS:
...Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku;
maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya (As Shaad; 72)
Sehingga ruh manusia dan Ruh Allah dapat dikatakan bersatu dalam sholat
karena sholat adalah me-mi'rajkan ruh manusia kepada Ruh Allah Azza wa Jalla . Atas
dasar pengaruh 'penyatuan' inilah maka kezuhudan dalam sufi dianggap bukan sebagai
kewajiban tetapi lebih kepada tuntutan bathin karena hanya dengan meninggalkan/ tidak
mementingkan dunia lah kecintaan kepada Allah semakin meningkat yang akan
bepengaruh kepada 'penyatuan' yang lebih mendalam.
Paham ini dikalangan penganut paham kebatinan juga dikenal sebagai paham
manunggaling kawula lan gusti yang berarti bersatunya antara hamba dan Tuhan.

Kedudukan Syari’at Dalam Empat Tingkatan Spiritual
Empat tingkatan kedalaman beragama
Syari'at dalam perspektif faham tasawuf ada yang menggambarkannya dalam
bagan Empat Tingkatan Spiritual Umum dalam Islam, syariat, tariqah atau tarekat,
hakikat. Tingkatan keempat, ma'rifat, yang 'tak terlihat', sebenarnya adalah inti dari
wilayah hakikat, sebagai esensi dari kempat tingkatan spiritual tersebut.
Sebuah tingkatan menjadi fondasi bagi tingkatan selanjutnya, maka mustahil
mencapai tingkatan berikutnya dengan meninggalkan tingkatan sebelumnya. Sebagai
contoh, jika seseorang telah mulai masuk ke tingkatan (kedalaman beragama) tarekat, hal
ini tidak berarti bahwa ia bisa meninggalkan syari'at. Yang mulai memahami hakikat,
maka ia tetap melaksanakan hukum-hukum maupun ketentuan syariat dan tarekat.

Kesenian Sufi
Sufisme telah menyumbang cukup banyak puisi dalam Bahasa Arab, Bahasa
Turki, Bahasa Farsi, Bahasa Kurdi, Bahasa Urdu, Bahasa Punjab, Bahasa Sindhi, yang
paling dikenal mencakup karya dari Jalal al-Din Muhammad Rumi, Abdul Qader Bedil,
Bulleh Shah, Amir Khusro, Shah Abdul Latif Bhittai, Sachal Sarmast, Sultan Bahu,
tradisi-tradisi dan tarian persembahan seperti Sama dan musik seperti Qawalli.



Sumber Kajian
1. ^ Hakekat tasawuf oleh Qardhawi
2. ^ Asal-usul Ajaran Sufisme
3. ^ Place of Tasawwuf in Traditional Islam
4. ^ Spiritualitas Islam - Revolusi yang Terlupakan
5. ^ Masalah Mistik Tasawuf & Kebatinan, MH. Amien Jaiz, PT Alma'arif - 1980
Bandung
6. ^ Hakekat Tasawuf dan Sufi.
7. Wikipedia Indonesia.
8. http://www.masgunku.wordpress.com

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Followers

 
Support : Creating Website | AA-Qodly Template | AA-Qodly
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013. Al-Qodhi - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Qodlyadz