Filsafat
manusia adalah cabang filsafat yang hendak secara khusus merefleksikan hakekat
atau esensi dari manusia. Filsafat manusia sering juga disebut sebagai
antropologi filosofis. Filsafat manusia memiliki kedudukan yang setara dengan
cabang-cabang filsafat lainnya, seperti etika, epistemologi, kosmologi, dan
filsafat politik. Akan tetapi filsafat manusia juga memiliki kedudukan yang
istimewa, karena semua persoalan filsafat itu berawal dan berakhir tentang
pertanyaan mengenai esensi dari manusia, yang merupakan tema utama refleksi
filsafat manusia.
Mirip dengan
psikologi, sosiologi, dan antropologi, filsafat manusia juga ingin memahami
manusia dan gejala-gejalanya. Dapatlah dikatakan bahwa obyek material keempat
displin adalah sama, yakni manusia yang mengekspresikan dirinya di dalam dunia.
Akan tetapi metode pendekatan yang digunakan sangatlah berbeda. Secara umum,
psikologi, sosiologi, dan antropologi menggunakan metode yang berfokus pada
fakta-fakta empiris yang bisa diukur. Fakta-fakta itu kemudian dianalisis
dengan menggunakan metode eksperimental. Di sisi lain, filsafat manusia tidak
membatasi diri pada fakta-fakta empiris semata. Yang menjadi kajian dari
filsafat manusia adalah segala sesuatu mengenai manusia, sejauh bisa dipikirkan
secara rasional. Dimensi metafisis, spiritual, dan universal dari manusia, yang
tidak bisa didekati secara empiris, justru menjadi kajian terpenting filsafat
manusia.
Ilmu-ilmu
lain tentang manusia terbatas pada apa yang tampak secara empiris. Aspek-aspek
manusia yang bermakna, namun tak tampak secara empiris, tidak mendapat tempat
di dalam analisis ilmu-ilmu empiris. Akibatnya, banyak pertanyaan terkait
dengan esensi manusia yang tidak akan bisa dijawab oleh ilmu-ilmu manusia yang
bersifat empiris tersebut, seperti apakah esensi dari manusia? Siapa itu
manusia, dan bagaimana kedudukannya di alam semesta ini? Apa yang menjadi makna
dari hidup manusia? Apa tujuan hidup manusia? Apa yang harus dilakukan manusia
untuk menjaga dan mengembangkan kehidupan diri dan dunianya? Masih banyak
pertanyaan lainnya yang tidak disentuh oleh psikologi, antropologi, ataupun
sosiologi.
·
Ciri Filsafat Manusia
Ciri utama
dari filsafat manusia adalah pendekatannya yang sekaligus meluas dan mendalam
di dalam memahami manusia. Disebut mendalam, karena filsafat hendak mencari
inti, akar, atau struktur dasar yang melandasi seluruh realitas manusia, baik
yang ada di dalam kehidupan sehari-hari, ataupun yang ada di dalam data-data
ilmiah. Disebut meluas, karena filsafat manusia hendak memahami semua dimensi
manusia dari sisinya yang paling mendasar, seperti manusia sebagai mahluk yang
memiliki motivasi, kesadaran, kebebasan, agresi, dan sebagainya.
·
Manfaat Mempelajari Filsafat Manusia
Filsafat
manusia menawarkan suatu bentuk pengetahuan yang luas, dalam, dan kritis
tentang keseluruhan manusia. Pengetahuan semacam itu sekaligus memiliki manfaat
teoritis dan praktis. Secara praktis, filsafat manusia mampu membantu kita
membuat keputusan-keputusan praktis di dalam kehidupan sehari-hari dengan
berbekal pengetahuan yang kita miliki tentang diri kita sendiri. Filsafat
manusia juga dapat membantu memberikan makna pada apa yang tengah kita alami,
menentukan tujuan hidup, dan sebagainya. Secara teoritis, filsafat manusia
dapat membantu kita meninjau secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi di
dalam teori-teori tentang manusia yang terdapat di dalam ilmu pengetahuan.
Filsafat manusia, pada akhirnya, dapat membuat kita semakin menyadari, betapa
manusia adalah mahluk yang sangat rumit. Manusia adalah suatu enigma yang tak
mungkin sepenuhnya bisa dipahami, bahkan oleh dirinya sendiri.
·
Metode Filsafat Manusia
Filsafat
manusia tidak mau memberikan fakta-fakta baru tentang manusia, melainkan
berusaha mencari pengetahuan yang lebih mendalam dari data-data yang telah banyak
diketahui sebelumnya. Oleh karena itu, filsafat manusia lebih bersifat
refleksif, yakni melihat diri sendiri dan melakukan olah pikir untuk
mendapatkan pengetahuanya tentangnya. Filsafat manusia juga berkembang dengan
metode dialektis, yakni melalui proses pengajuan jawaban dan pertanyaan, yang
kemudian intensitas dan tingkat refleksinya terus berkembang.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !