A. Fungsi Konsumsi dalam Pendekatan
Konvensional Versus Ekonomi Islam:
Konsumsi dalam suatu Negara terdiri
dari pada
- Konsumsi pemerintah, yang terdiri dari;
belanja pegawai negeri, penyediaan sarana public, dan subsidi
- Konsumsi
Rumah Tangga
Pendekatan Ekonomi Konvensional :
Besar dan kecilnya konsumsi dipengaruhi oleh beberapa factor
yaitu :
1. Tingkat
pendapatan/Kekayaan
2. Tingkat
suku bunga dan spekulasi
3. Sikap
berhemat
4. Budaya
dan Gaya Hidup
Dalam suatu Negara, ketika Pemerintah merubah konsumsi/
pembeliannya terhadap barang atau jasa, maka kurva aggregate demand bergeser
secara langsung.
Perubahan Konsumsi Pemerintah
Ada dua akibat makro ekonomi dari
perubahan konsumsi pemerintah :
1. The multiplier
effect
2. The crowding- out effect (nanti
dibahas oleh peserta lain yang berkaitan dengan kebijakan fiskal)
The multiplier effect :
- Pembelian
pemerintah dikatakan mempunyai ekfek multiplier terhadap Aggregate Demand..
- Setiap
rupiah yang dibelanjakan oleh pemerintah dapat meningkatkan aggregate demand
untuk barang dan jasa lebi besar dari satu rupiah.
Formula untuk Multiplier
adalah :
Multiplier = 1/(1-MPC)
Angka yang penting adalah MPC (Marginal Popensity of
Consume)
Pengertian dari MPC adalah bagian dari tambahan pendapatan
yang dikonsumsi oleh rumah tangga (tidak ditabung)
Dalam hal ini jika MPC adalah 3/4 , maka multiplier adalah :
Multiplier = 1/(1- 3/4) = 4
A. Fungsi
konsumsi dalam pedekatan ekonomi Islam :
Pengaruh prinsip-prinsip Islam terhadap
pengeluaran konsumsi dengan pendapatan yang muncul dalam suatu ekonomi. Dalam hal ini ada 4 hipotesa teoritis sbb :
1. Hipotesa
Pendapatan mutlak
2. Hipotesa
Pendapatan Relatif
3. Hipotesa
Pendapatan Permanen
4. Hipotesa
Siklus Kehidupan
Hipotesa
Pendapatan Mutlak :
Menurut hipotesa ini konsumsi dalam
periode waktu tergantung pada pendapatan siap konsumsi (dispossable income)
pada periode tersebut. Naik pendapatan konsumsi akan naik juga. Namun
peningkatan konsumsi lebih kecil dari kenaikan pendapatan.
LPC dan MPC menurun dengan meningkatnya
pendapatan, dengan penurunan yang lebih besar yaitu LPC. Elastisitas konsumsi
terhadap pendapatan positif namun kurang dari satu.
Ct = f (Yt) dimana C = pengeluaran, Y
=pendapatan bersih & t= waktu.
Zakat dan sedekah mempengaruhi lereng
fungsi konsumsi dan juga besanya intesep.
Zakat manfaat cukup besar antara lain :
- Zakat
dapat meningkatkan asset dan peningkatan pendapatan.
- Jumlah
penerima zakat kecil dibandingkan pemberi zakat sehingga zakat dapat keperluan
negara yang lain.
- Zakat
dapat dikumpulkan setiap saat, saat pendapatan telah melebihi nisab.
- Muslim
beriman tidak akan meghindar untuk membayar zakat, dan dapat dipaksakan dengan
undang-undang.
Pengaruh
zakat untuk pengeluaran pribadi, dianalisa dengan fungsi konsumsi liner, dan
non liner.
Pada
ekonomi konvensional APC dan MPC sbb :
APC
= ( C ) = a + b
Y
z=0 Y
MPC
= ( dC ) = b
dY
z=0
Untuk
ekonomi Islam persamaannya menjadi:
APC
= ( C ) = a + bβ – α b + δ (1- β ) + αβ
Y
z>0 Y
MPC
= ( dC ) = bβ – α b + δ (1- β ) + αβ
dY
z>0
Hipotesa
Pendapatan Relatif:
Konsumsi
rata-rata dan Kosumsi Marginal sama.
Zakat
dan sedekah akan mengurangi konsumsi , mengurani ketidak merataan.
Zakat
dan sedekah dapat meningkatkan jumlah tabungan yang akan diarahkan untuk
investasi.
Hipotesa
Pendapatan Permanen :
Besar
zakat tetap misalnya zakat profesi adalah 2, 5 % berapapun penghasilannya zakat
tetap 2,5 %, karena pertimbangan agama dan ketentuan atau hukum dari ALLAH,
tidak seperti pajak. Sehingga konsumsi permanen agregat tidak akan berpengaruh
terhadap redistribusi pendapatan
Hipotesa
Siklus kehidupan :
Kosumsi
tidak tergantung dengan pendapatan saat ini, namun juga dari pendapatan yang
diharapkan untuk masa yang akan datang telah diatur konsumsi selama hidup.
B. Perilaku
Pengeluaran Konsumen di Negara Islam
Dalam
hipotesa dan pengujian sampel dari beberapa Negara Islam ditemukan bahwa dalam
jangka panjang hasrat konsumsi marginal meningkat. Penemuan ini tampak
bertenangan dengan hipotesa yang menyebutkan bahwa hasrat konsumsi stabil dan
konstan dalam jangka panjang.
Hipotesa
mengejar konsumsi ( HMK);
Sebelumnya
merupakan barang mewah, sekarang berubah menjadi kebutuhan dan tingkat
pendapatan baru.
Hasrat
konsumsi akan stabil dan proporsi konsumsi terhadap pendapatan tercapai.
Dari
bukti empiris terhadap 17 negara Islam menunjukan bahwa perilaku konsumsi
negara Islam tidak mendukung Hipotesa Pendapatan Absolut, Hipotesa Pendapatan
Relatif dan Hipotesa Siklus Kehidupan.
Kosumsi
tertinggi terdapat pada Negara-nara Timur Tengah penghasil minyak dan Afrika
Utara.
Islam
tidak mengajari pola hidup mewah dan boros atau pengeluaran yang berlebihan.
Bila ha ini diterapkan akan dapat mengurangi konsumsi total dan dapat
meningkatkan volume tabungan.
Fungsi
Tabungan dan Investasi Dalam Pendekatan Konvensional versus Ekonomi Islam
A. Pendekatan Konvensional
Suatu Pemikiran alternatif Dalam Equilibrium Pasar
Barang, Investasi = Tabungan
Ada suatu
pemikiran dalam suatu pasar barang yang terkait antara produksi dan permintaan.
Teori ini menyatakan bahwa tingkat investasi dalam suatu pasar barang adalah
sama dengan tingkat tabungan. . Teori
ini dikemukanan oleh John M.Keynes pada tahun 1936 dalam bukunya The General
Theaory of Employment, Income and Money.
Tabungan
perorangan dapat didefinisikan sbg tabung oleh konsumen, yg merupakan sia
penerimaan sesudah dikurangi konsumsinya. Hal itu dapat digambarkan dalam
persamaan berikut :
S = YD – C dan
S = Y – T – C
Tabungan
Masyarakat dapat didefinisikan sbg pajak sesudah dikurangi belanja pemerintah,
T – G.
Jika penerimaan
pajak melebihi belanja pemerintah , pemerintah akan mendapat surplus anggaran à tabungan masyarakat positif
Sebaliknya jika
penerimaan pajak lebih kecil dari belanja pemerintah , maka pemerintah akan
mengalami defisit anggaran à tabungan
masyarakat negatif
Hal tsb dapat
digambarkan dengan persamaan berikut :
S = I + G – T
Atau
I = S + (T-G)
Untuk memperjelas hal tsb, dapat di
bayangkan dalam suatu perekeonomian sederhana dengan hanya satu orang penduduk
yang melakukan keputusan konsumsi, investasi dan tabungan . Misalkan seorang
yang terdampar dan tinggal seorang diri di suatu pulau, maka keputusan menabung
dan berinvestasi merupakan hal yang sama. Apa yang diinvestasikan merupakan
tabungannya pula
Dalam suatu perekonomian yang
modern, keputusan investasi dilakukan oleh perusahaan, sementara tabungan
dilakukan oleh konsumen dan pemerintah
Sebagai
ringkasan, maka ada 2 persamaan untuk menggambarkan kondisi equilibrium di
pasar barang , yaitu
Produksi =
Permintaan
Investasi =
Tabungan
B. Pendekatan Ekonomi Islam :
Fungsi Investasi dalam ekonomi Islam amat berbeda dengan
fungsi investasi dalam ekonomi konvensional. Perbedaan terjadi terutama karena
pengusaha Islam tidak menggunakan tingkat bunga dalam menghitung investasi
- Implikasi dari Ajaran Islam thd
Investasi
Investasi di negra penganut ekonomi
Islam dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu
o Ada sangsi untuk pemegang aset yang
tidak produktif
o Dilarang melakukan berbagai bentuk
spekulasi dan judi
o Tingkat bunga untuk penjaman = 0
Menurut pandangan sejumlah tkoh agama, seorang muslim
yang menginvestasikan tabungannya tidak akan terkena zakat, tetapi ia harus
membayar Zakat atas hasil yang diperoleh dari investasi tsb. Islam juga
melarang berbagai bentuk spekulasi , jual beli barang tanpa melihat barang
serta transaksi di depan.
Larangan spekulasi dalam ekonomi Islam berimplikasi thd
perilaku ekonomi, yaitu
- Tidak ada tabungan yg disalurkan ke
usaha yg mencari kuntung dari capital gains. Tabungan harus dibuat aktif dg
melakukan investasi nyata
- Permintaan uang untuk spekulasi tidak
ada dalam ekonomi Islam. Maka tidak dijumpai permintaan akan uang utk tujuan
spekulasi
- Dalam jangka pendek , tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi
akan lebih stabil , krn tidak ada aktivitas spekulasi di pasar modal
Fungsi Investasi dalam Ekonomi Islam , dapat digambarkan
sbb :
I = φ (r, ZA , Zπ, u) dan
R = r ( SI )
SF
__ __
Karena ZA = ZA dan Zπ = Zπ , maka dapat ditulis juga :
I = ψ (r, μ )
Permintaan investasi akan meningkat jika
- Meningkatnya tingkat keuntungan yg
diharapkan
- Meningkatnya tingkat iuran thd aset yg
tidak produktif
Tingkat keuntungan yang diharapkan bukan sbg variable
kontrol , maka variable yg dipakai oleh otoritas Islam adalah tingkat biaya
atas aset yang tidak produktif. Variabel ini merupakan alternatif tingkat bunga
yang biasa berlaku dalam negara non Islam
Pada gambar memperlihatkan bahwa makin tinggi tingkat
keuntungan yang diharapkan , semakin besar volume investasinya. Dalam ekonomi
yang menerapkan hukum Islam, permintaan investasi akan menurun sampai nol pada
titik dimana tingkat keuntungan menjeadi negatif , yaitu pada nilai
ZA
Zπ – 1
Diatas titik tsb, investasi menjadi suatu fungsi dari
keuntungan yang diharapkan meningkat
Dalam ekonomi Islam , tidak akan terjadi kasus dimana
ongkos opportunitas menjadi nol. Dengan kata lain semua bentuk aset yang tidak
produktif (termasuk pinjaman tanpa bunga) yang melebihi nisab dan kebutuhan
hidup akan dikenakan zakat. Karena itu kemungkinan untuk r (Z-1) = 0 tidak akan
pernah terjadi
Bunga bukan merupakan hambatan untuk meningkatkan
investasi.
Dari hal tsb , maka permintaan investasi Islam memenuhi
kualifikasi sbb :
1. Sebagian besar
investasi dalam ekonomi Islam adalah otonom. Penabung Islam tidak semata-mata
mencari motif keuntungan, tetapi juga mencari ridho Allah
2. Investor muslim
mengharapkan keuntungan investasinya dalam batas-batas yang wajar dan menjauhi
berbagai bentuk pemerasan à diharapkan
tingkat keuntungan investasi adalah lebih tinggi pada masyarakat penganut
ekonomi Islam
3. Motivasi
individu muslim tidak semata mencari keuntungan maksimal tetapi juga mencari
prinsip kejujuran
Kesimpulan
Kesimpulan
1. Penerapan
prinsip Islam tampaknya akan mendistribusikan pendapatan secara berkelanjutan
yang menguntungkan orang liskin dan kelompok yg memerlukannya. Hal ini
disebabkan oleh adanya Zakat dan pengeluaran karena Allah
2. Pengaruh
distribusi akan bergantung pada perilaku pengeluaran konsumen.
3. Tingkat bunga
tidak masuk dalam perhitungan investasi ekonomi Islam. Volume investasi
ditentukan oleh tingkat keuntungan yg diharapkan
4. Biaya yang
dikeluarkan atas aset yang tidak produktig menjadi variable kontrol dan dapat
digunakan untuk mendorong investasi
5. Permintaan
investasi baru di negara ekonomi Islam akan turun ke tingkat nol, hanya pada
situasi dimana tingkat keuntungan yang diharapkan nilainya negatif
Dalam ekonomi konvensional , permintaan
investasi akan turun menjadi nol, jika tingkat keuntungan yang diharapkan
menurun ke tingkat minimum, tetapi masih positif.
Daftar
Pustaka :
1. Bahan Kuliah dari Bapak Nurul Huda
2. Buku Teori dan Model Ekonomi Islam,
Prof. Dr. MM Metwally
3. Bahan Matrikulasi
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !